Minggu, 17 Januari 2010

PIALA DUNIA 2010 : PROFIL TIM PERANCIS (GROUP A)



Asosiasi : Federation Francaise de Football
Julukan : Les Bleus
Seragam : Biru-Putih
Kapten : Thierry Henry
Pelatih : Raymond Domenech

Profile Singkat
PRANCIS memiliki sejarah cukup manis dalam
perhelatan Piala Dunia. Sebagai satu dari 13
kontestan Piala Dunia pertama yang diadakan
1930 silam, Prancis tercatat hanya enam kali gagal
mencapai putaran final.
Diakui sebagai salah satu kekuatan terbesar Eropa,
Prancis dipenuhi talenta-talenta hebat yang layak
masuk dalam catatan sejarah. Sebut saja Michel
Platini (kini Presiden UEFA) yang membawa Tim
Ayam Jantan menempati peringkat empat Piala
Dunia 1982 di Spanyol dan ketiga pada Piala Dunia
Meksiko 1986. Selain itu, masih ada Lilian Thuram
yang memiliki caps terbanyak bersama Prancis.
Begitu pula halnya Didier Deschamps, Laurent
Blanc, Fabien Barthez, serta Bixente Lizarazu.
Satu nama yang tidak bisa dpisahkan dari Timnas
Prancis adalah penyerang keturunan Aljazair
Zinedine Zidane. Bersama Zidane, Prancis
menjalani masa-masa keemasan di akhir era
90an. Kendati gagal melangkah ke putaran final
Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat, armada Les
Bleus membayarnya dengan sempurna ketika
mengangkat trofi di hadapan publik Prancis,
empat tahun kemudian.
Padahal, pelatih Aime Jacquet saat itu sempat
menuai kritik pedas dari publik maupun media
akibat strategi permainan yang sangat defensif.
Seruan publik untuk mundur terus terdengar.
Namun, Jacquet berhasil membungkam para
kritikus ketika Prancis akhirnya menyabet gelar
juara usai melibas kandidat favorit Brasil dengan
skor telak 3-0. Dua gol dilesakkan Zinedine Zidane
(27', 45+1'), sementara Emmanuel Petit mencetak
gol kemenangan di penghujung laga.
Mantan bintang Real Madrid dinobatkan sebagai
Pemain Terbaik Dunia FIFA 2000 setelah
mengantarkan Prancis menjuarai Euro 2000.
Skuad yang saat itu dibesut Roger Lemerre
melesat ke puncak ranking FIFA hingga 2001.
Keputusan Zidane untuk gantung sepatu 2006
silam, pascainsiden tandukan kepalanya ke dada
Marco Materazzi pada final Piala Dunia di Jerman,
bisa dibilang menjadi awal kemunduran Prancis.
Euro 2008 di Austria dan Swiss lalu menjadi saksi
menurunnya kualitas permainan Prancis. Tampil
tidak meyakinkan sepanjang kompetisi, Prancis
akhirnya gagal melangkah ke putaran final setelah
finish di peringkat buncit di Grup C alias grup
neraka yang ditempatinya bersama Belanda, Italia,
dan Rumania.
Keikutsertaan Prancis dalam Piala Dunia 2010 pun
tidak diraih dengan mudah. Tim Ayam Jantan
terseok-seok di babak kualifikasi dan hanya
mampu finish sebagai runner-up Grup 7 Zona
Eropa di bawah Serbia. Alhasil, Prancis harus
melakoni laga play-off melawan Republik Irlandia.
Tidak hanya itu, kepastian Prancis lolos ke putaran
final pun diwarnai kontroversi terkait handball
yang dilakukan striker sekaligus kapten Thierry
Henry pada leg kedua play-off. Sebuah gol
William Gallas di masa perpanjangan waktu lahir
setelah bomber Barcelona terlihat melakukan
handball dan memberikan agregat kemenangan
2-1.
Sempat diwarnai ketegangan oleh kubu The Boys
in Green yang menuntut diadakannya
pertandingan ulang, Prancis toh tetap melaju ke
Afrika Selatan. Prancis masuk dalam Grup A
bersama tuan rumah Bafana Bafana, unggulan
Amerika Selatan Uruguay, serta Meksiko.
Henry, Ujung Tombak Serangan
Prancis menuai pujian sekaligus kritik karena
skuadnya yang merepresentasikan begitu banyak
etnis minoritas. Skuad Les Bleus saat ini pun
didominasi warga keturunan seperti Eric Abidal
(Martinique), Karim Benzema dan Samir Nasri
(Aljazair).
Tidak terkecuali sang kapten Thierry Henry yang
merupakan keturunan Antillean. Terlepas dari
kontroversi yang meliputi dirinya di play-off lalu,
tidak bisa dipungkiri, Henry menjadi sosok
terpenting bagi Prancis saat ini.
Memulai karir di AS Monaco (1994-1999), nama
Henry baru dikenal luas ketika bergabung
bersama klub elit Inggris Arsenal (1999-2007)
yang kembali mempertemukanya dengan
pelatihnya di Monaco, Arsene Wenger. Kejelian
Wenger jugalah yang melesatkan Henry menjadi
pemain kelas dunia dengan menempatkannya
sebagai striker di Arsenal, meninggalkan posisi
winger yang selama ini dilakoni Henry.
Henry menjadi pencetak gol terbanyak Arsenal
sepanjang masa dengan torehan 226 gol di
semua kompetisi. Bersama klubnya saat ini,
Barcelona, Henry tidak melupakan ketajamannya
di depan gawang lawan. Dia turut mengantarkan
Barcelona merengkuh treble di musim 2008/2009
dengan mencetak total 100 gol bersama Lionel
Messi dan Samuel Eto'o.
Prestasi mengkilap Henry tidak hanya terhenti di
klub. Sejak memperkuat Tim Ayam Jantan 1997
silam, Henry menjadi pemain kedua dengan caps
terbanyak (117) di bawah Lilian Thuram. Namun,
Henry boleh berbangga hati karena berhasil
menggusur Michel Platini sebagai topskor Les
Bleus dengan catatan 51 gol.
Kecepatan serta ketangguhan dalam duel satu
lawan satu menjadi kekuatan Henry dalam
memburu gol. Bukan hanya itu, dia pun menjadi
andalan tim untuk melontarkan assist berkat
pengalamannya sebagai winger di masa-masa
awal karirnya.

Sumber : Okezone

Tidak ada komentar: