Senin, 18 Januari 2010

PIALA DUNIA 2010 : PROFIL TIM JEPANG (GROUP E)


Asosiasi : Japan Football Association
Julukan : Samurai Blue
Seragam : Biru-Putih
Kapten : Yuji Nakazawa
Pelatih : Takeshi Okada

Profile Singkat
SELAMA beberapa tahun terakhir, Jepang
menjadi kekuatan terbesar dalam sepakbola Asia
dengan dipenuhi pemain-pemain bertalenta
tinggi. Meski begitu, kesuksesan tersebut tidak
diraih dengan mudah.
Berada di bawah Asosiasi Sepakbola Jepang atau
sering disebut Nippon Daihyo, keterlibatan skuad
berjuluk Samurai Biru dalam kompetisi berskala
internasional baru terjadi pada Olimpiade Musim
Panas 1968 di Meksiko ketika mereka sukses
membawa pulang medali perunggu.
Sementara itu, Jepang baru berhasil lolos ke
putaran final Piala Dunia pada 1998 yang saat itu
dihelat di Prancis. Meski akhirnya tersingkir di
babak penyisihan grup, namun prestasi itu
terbilang cukup memuaskan setelah selalu gagal
di babak kualifikasi atau tidak mendaftarkan diri
pada perhelatan Piala Dunia sebelumnya.
Pada Piala 1950 di Brasil, Jepang bahkan dilarang
ambil bagian karena masih berada dalam kendali
Sekutu yang dipimpin Amerika Serikat.
Kesuksesan menembus Piala Dunia 1998 sempat
melesatkan Jepang ke peringkat 8 FIFA, posisi
tertinggi yang pernah mereka raih.
Empat tahun berselang, FIFA mempercayakan
Jepang dan Korea Selatan menjadi tuan rumah
Piala Dunia 2002. Di bawah asuhan pelatih Brasil
Zico, Jepang berhasil melaju ke babak 16 besar
setelah membukukan kemenangan 1-0 atas Rusia
dan 2-0 atas Tunisia. Sayang, mereka harus
tersingkir usai takluk 0-1 di tangan Turki yang
akhirnya menempati peringkat tiga.
Hasil tersebut semakin memantapkan posisi
Jepang sebagai unggulan Asia setelah tahun
sebelumnya tampil sebagai runner-up Piala
Konfederasi. Sementara, di tingkat Asia, skuad
Macan Asia tampil terdepan setelah menyabet tiga
gelar juara dalam lima perhelatan Piala Asia
terakhir (1992, 2000, 2004).
Prestasi membanggakan itu agaknya tidak
terlepas dari pembentukan liga profesional J-
League pada 1992 setelah sebelumnya Liga
Sepakbola Jepang hanya berisikan klub-klub
amatir dan semi-profesional. J-League sendiri
baru resmi digulirkan pada 1993. Namun, kini J-
League merupakan kompetisi lokal tersukses di
Asia dengan menempati peringkat puncak AFC.
Meski keikutsertaannya di Piala Dunia masih dapat
dihitung dengan jari, namun Jepang belum
pernah gagal mencapai babak utama sejak 1998
lalu. Di bawah asuhan Takeshi Okada, armada
Samurai Biru melangkah ke final Piala Dunia 2010
setelah finish sebagai runner-up Grup 1 Zona
Asia. Dengan total empat kemenangan dari
delapan pertandingan, Jepang (15) terpaut lima
angka dari Australia yang menjadi juara grup.
Di Afrika Selatan nanti, Jepang menghadapi tugas
berat usai dipastikan tergabung bersama Belanda,
Denmark, dan Kamerun di Grup E. Namun,
pelatih Takeshi Okada cukup optimistis skuad
yang dipimpin Yuji Nakazawa mampu
menembus babak semifinal.
Shunsuke Nakamura, The Next Big Thing
Meski popularitasnya masih kalah dibandingkan
Park-Ji Sung yang merumput di Eropa bersama
Manchester United, tidak diragukan lagi, Shunsuke
Nakamura adalah salah satu bintang terbesar
yang dimiliki Asia.
Playmaker 31 tahun mulai mencuri perhatian
publik Negeri Sakura ketika menjalani debut di J-
League bersama Yokohama Marinos, 1997 silam.
Pada tahun pertamanya bersama Marinos,
Nakamura tampil dalam 27 pertandingan dan
mencetak lima gol.
Nakamura menyabet gelar Pemain Terbaik J-
League pada 2000 dengan torehan lima gol dan 11
assist.
Berbekal kesuksesan tersebut, Nakamura menguji
peruntungannya di Eropa dengan bergabung di
klub Serie A Reggina (2002-2005). Sayang,
Nakamura yang dipercaya menyandang nomor
keramat 10, akhirnya tidak mampu berbicara
banyak. Berbagai cedera yang membekapnya
memaksa Nakamura hanya tampil dalam 18
pertandingan sepanjang musim 2003/2004.
Kepindahannya ke Glasgow Celtic 2005 silam
terbukti menjadi keputusan yang tepat. Pemain
kelahiran 24 Juni terpilih sebagai man of the
match pada laga debutnya melawan Dundee
United, 6 Agustus 2005.
Terkenal sebagai spesialis tendangan bebas, salah
satu gol terpenting dalam karirnya adalah ketika
melesakkan tendangan bebas sejauh 30 yard
pada laga krusial Liga Champions melawan
Manchester United, 2006 silam.
Nakamura sukses membawa Celtic merengkuh
posisi puncak Liga Primer Skotlandia selama tiga
tahun berturut-turut (2006-2008). Dia bahkan
menjadi penentu kemenangan Celtic pada 2007
setelah mencetak gol melalui set piece di masa
injury time dan membawa timnya unggul 2-1
atas Kilmarnock. Hasil itu sekaligus
menjadikannya Pemain Terbaik 2007 versi
Asosiasi Pesepakbola Profesional Skotlandia dan
Asosiasi Wartawan Sepakbola Skotlandia.
Setelah merumput selama empat tahun bersama
Celtic, Juni 2009 lalu Nakamura memutuskan
hijrah ke ranah Spanyol dan bergabung dengan
klub La Liga Espanyol.

Sumber : Okezone

Tidak ada komentar: